Cerita Bintang Portugal yang Tidak berhasil di Real Madrid, Sekarang Nganggur di Umur 33 Tahun




Bek Tim nasional Portugal, Fabio Coentrao, sempat capai pucuk profesinya saat tampil di Euro 2012. Tetapi, pemain yang sempat bela Real Madrid itu sekarang dengan status tanpa club di usia 33 tahun.

Coentrao sebagai bek kiri serba dapat yang mempunyai misi bermain yang lumayan bagus. Dia sanggup serang dan bertahan secara baik. Coentrao mengawali profesi professional bersama club lokal, Rio Ave.

Di situ, Coentrao sukses tembus scuad khusus sebagai pemain paling muda dan dipandang seperti bintang masa datang club. Dia mempunyai jalinan emosional yang kuat dengan Rio Ave.

Bagaimana tidak, saat orang tuanya harus berpindah dari Portugal saat Coentrao masih berumur 13 tahun dan wafatkannya sendirian untuk memburu mimpi-mimpinya, di titik itu Rio Ave ada selalu untuk memberi dukungan.

Performa cemerlang buat tim-tim besar mulai menyimpan ketertarikan pada Coentrao. Sesudah rangkaian periode utang, dia sah dikontrak oleh Benfica di tahun 2008.

Coentrao juga sukses jadi bintang di team khusus. Tidak lama berlalu, dia tergabung dengan Real Madrid pada 2011 dengan ongkos capai 26 juta pounds (Rp. 514 miliar sekarang ini) dengan durasi waktu kontrak 6 tahun. Itu membuat jadi bek paling mahal ke-3 dalam riwayat.

Cristiano Ronaldo bahkan juga menyongsong dengan suka ria kehadiran Coentrao sesudah sah mengejarnya ke Real Madrid.

"Seluruh orang tahu Fabio Coentrao. Oleh karenanya, tak perlu mengulas kwalitasnya. Dia ialah pemain yang paling kuat dan dapat bermain di sejumlah status. Dia adalah pemain terbaik di dunia," sebut Ronaldo, diambil dari Goal International.

Ya, Coentrao dijumpai memang pemain yang serba dapat. Dia sanggup bermain di status bek kiri tapi bisa juga tampil di baris tengah dan terkadang di bek kanan.

Tapi di Santiago Bernabeu, Situs Slot Coentrao harus berkompetisi dengan Marcelo untuk memperoleh tempat di status opsinya. Dia selalu masuk dan keluar starting XI, tidak dapat memperoleh tempat tetap.

Coentrao sempat ingin dipinjam oleh Manchester United pada musim 2013/14. Tetapi, hal itu tidak berhasil, dan si pemain selekasnya balik kembali lagi ke ibukota Spanyol.

Pada 2014/15, Coentrao cuman bermain sembilan laga, di bawah bimbingan pelatih baru waktu itu, Zinedine Zidane. Si juru strategi sudah membuat opsi jika Marcelo ialah pemain intinya di bek kiri.

Sesudah periode utang di Monaco dan Sporting CP, Coentrao pada akhirnya tinggalkan ibukota Spanyol untuk selama-lamanya.

Muka Coentrao tak pernah betul-betul senang saat ada di Madrid. Ini membuat kerap jadi target jurnalis. Memang, sepanjang musim pertama kalinya Coentrao dinilai saat ada beberapa foto dianya sedang merokok.

Tetapi, Coentrao berasa sering hal tersebut tidak adil baginya, dengan menjelaskan ke Marca di tahun 2015, "Bila saya mempunyai permainan yang jelek, mereka segera serang saya. Bila saya bermain secara baik, mereka memberinya pernyataan yang sedikit. Itu buruknnya media?"


Secara keseluruhan, Coentrao habiskan 7 tahun di Real Madrid sebelumnya terakhir di tahun 2018 kembali lagi ke tempat tinggalnya di Portugal, Rio Ave.

Walau popularitasnya sudah turun cepat, dan secara keuangan tidak kembali sama, tapi untuk Coentrao ada beberapa hal yang lebih penting untuk diprioritaskan.

Saat interviu ke Record, Coentrao menjelaskan: "Saya berpikir saya perlu berbahagia dan saya kehilangan uang banyak untuk memperoleh kebahagiaan itu di Rio Ave, club yang selalu melakukan tindakan baik dan setia ke saya. Tidak ada uang yang bisa bayar kebahagiaan. Saya tercipta miskin dan saya tidak berkeberatan mati miskin."

Walau telah berumur 33 tahun, Coentrao bisa dihandalkan di sayap kiri Rio Ave. Dia sempat pensiun dari sepak bola pada Januari 2020, tapi kembali bekerja untuk bela club periode kecilnya pada Oktober tahun kemarin.

Coentrao menulis di Instagram-nya, "Ini ialah titik awalnya saya di dunia sepak bola. Berikut awalnya dari jalan yang bawa saya jalani penjelajahan yang saya banggakan. Saya mencapai pentas terpopuler, lapangan terpopuler. Saya share Olympus dengan beberapa Dewa sepak bola."

"Saya mengalahkan apa yang tidak terpikir dengan seorang anak lelaki yang satu hari tinggalkan kota ini dan club ini. Saya kembali dengan semangat yang serupa. Suka dapat kembali ada di rumah." tulisnya.

Tetapi beruntung nampaknya belum memihak pada Coentrao. Dia tidak bisa banyak berbuat saat Rio Ave terdegradasi dari Primeira Liga sesudah kalah 5-0 di play-off menantang Arouca.

Berdasarkan catatan Transfermarkt, Coentrao sekarang sedang nganggur sesudah kontraknya dengan Rio Ave usai. Keseluruhannya, dia sudah sukses mengepak 27 gol dan 41 assist dari 363 laga di semua gelaran pada tingkat club.

Saat itu, Coentrao sukses mencatatkan lima gol dari 52 caps bersama Tim nasional Portugal.